Pada awal 1990-an, anak yatim piatu Jane Xiao Ai terpaksa putus sekolah karena kemiskinan keluarganya dan pindah ke Guangzhou untuk bekerja. Di Guangzhou, dia bekerja sebagai pekerja restoran kecil dan gadis pembuat teh di sebuah perusahaan perdagangan luar negeri. Dengan kepandaian, kebaikan, dan semangat juang yang berani, dia telah tumbuh menjadi pedagang perdagangan luar negeri dan manajer bisnis yang luar biasa. Namun Jane Xiao Ai tidak puas dengan lompatan identitas yang telah diraihnya. Setelah beberapa kali mengalami kemunduran, ia mendirikan perusahaan perdagangan luar negerinya sendiri. Setelah mengalami gejolak keuangan tahun 1998 di Asia Tenggara dan krisis keuangan 2008, ia mengandalkan hasil reformasi dan keterbukaan China. Tren perdagangan luar negeri China yang booming akhirnya tumbuh menjadi bos perusahaan multinasional.
Pada awal 1990-an, anak yatim piatu Jane Xiao Ai terpaksa putus sekolah karena kemiskinan keluarganya dan pindah ke Guangzhou untuk bekerja. Di Guangzhou, dia bekerja sebagai pekerja restoran kecil dan gadis pembuat teh di sebuah perusahaan perdagangan luar negeri. Dengan kepandaian, kebaikan, dan semangat juang yang berani, dia telah tumbuh menjadi pedagang perdagangan luar negeri dan manajer bisnis yang luar biasa. Namun Jane Xiao Ai tidak puas dengan lompatan identitas yang telah diraihnya. Setelah beberapa kali mengalami kemunduran, ia mendirikan perusahaan perdagangan luar negerinya sendiri. Setelah mengalami gejolak keuangan tahun 1998 di Asia Tenggara dan krisis keuangan 2008, ia mengandalkan hasil reformasi dan keterbukaan China. Tren perdagangan luar negeri China yang booming akhirnya tumbuh menjadi bos perusahaan multinasional.